|
anemia pada kehamilan menurut who -
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan terkait dengan
insidennya yang tinggi dan komplikasi yang dapat timbul baik pada ibu maupun
pada janin. Di dunia 34 % ibu hamil dengan anemia dimana 75 % berada di
negara sedang berkembang (WHO, 2005 dalam Syafa, 2010). Di Indonesia, 63,5
% ibu hamil dengan anema (Saifudin, 2006), di Bali 46, 2 % ibu hamil dengan
anemia (Ani dkk., 2007), dan di RSUD Wangaya Kota Denpasar 25, 6 % ibu
hamil aterm dengan anemia (CM RSUD Wangaya, 2010). Ibu hamil dengan
anemia sebagian besar sekitar 62,3 % berupa anemia defisiensi besi (ADB)
(Wiknjosastro, 2005).
Ibu hamil aterm cenderung menderita ADB karena pada masa tersebut
janin menimbun cadangan besi untuk dirinya dalam rangka persediaan segera
setelah lahir (Sin sin, 2008). Pada ibu hamil dengan anemia terjadi gangguan
penyaluran oksigen dan zat makanan dari ibu ke plasenta dan janin, yang
mempengaruhi fungsi plasenta. Fungsi plasenta yang menurun dapat
mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin. Anemia pada ibu hamil dapat
mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin, abortus, partus lama, sepsis
puerperalis, kematian ibu dan janin (Cunningham et al., 2005; Wiknjosastro,
2005), meningkatkan risiko berat badan lahir rendah (Karasahin et al, 2006;
Simanjuntak, 2008), asfiksia neonatorum (Budwiningtjastuti dkk., 2005),
prematuritas (Karasahin et al., 2006).
UNTUK LEBIH LENGKAPNYA SILAHKAN LIHAT ATAU DOWNLOAD ARTIKEL ASLINYA DALAM BENTUK pdf KLIK DISINI
0 komentar:
Posting Komentar